* Pembagian waktu sholat dan aktivitas fisologi tubuh *.

Syari’at sholat lima waktu merupakan salah satu bentuk rahmat dan nikmat Allah ta’ala bagi orang-orang beriman. Baik ditunjau dari sudut pandang ilmu apapun sholat lima waktu sehari semalam selalu memberi pengaruh positif, dan para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan di belahan bumi timur dan barat telah banyak membuktikan hal ini. Pada kesempatan kali ini, mari kita biarkan ilmu fisiologi menerangkan sedikit rahasia dibalik hubungan antara sholat lima waktu dan aktivitas organ-organ tubuh manusia. Namun sebelum menelaah lebih jauh, penulis merasa perlu memperkenalkan kinerja sebuah hormon bernama cortisol karena hormon yang satu ini memiliki hubungan sangat erat dengan aktivitas organ-organ tubuh sehari-hari. Cortisol adalah hormon yang diproduksi oleh sebuah kelenjar kecil seberat 4 gram dan melekat pada ginjal. Cortisol memiliki beberapa fungsi diantaranya: mengatur aktivitas transformasi (pengubahan) karbohidrat, dan mengatur kestabilan kadar Glukosa dalam darah. Zat-zat diatas merupakan sumber energi yang diperlukan tubuh untuk menjalankan aktivitas. Jadi intinya hormon cortisol memiliki andil sangat vital (penting) bagi kelangsungan aktivitas tubuh. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwasanya tingkat aktivitas tubuh berbanding lurus dengan jumlah cortisol, dengan kata lain semakin tinggi kadar cortisol memungkinkan tubuh untuk semakin aktif bekerja, dan sebaliknya.

Selain cortisol, kelenjar kecil ini juga memproduksi 30 jenis hormon penting lainnya seperti Adrenalin dan Neuro Adrenalin. Kelenjar ini tidak bekerja sendiri, akan tetapi diperintah oleh sebuah organ di otak bernama Kelenjar Pituitary (Hypophysis) atau yang lebih di kenal dengan Maestro Gland, dinamakan demikian karena kelenjar inilah yang mengatur kinerja kelenjar-kelenjar lain dalam tubuh.

Lalu apakah hubungannya dengan pembagian waktu sholat? Aktivitas produksi cortisol besar-besaran di mulai ketika fajar mulai menyingsing, pada waktu kadar cortisol dalam tubuh mulai bertambah secara perlahan hingga mencapai batas maksimal 21 miligram pada waktu terbit matahari, dan jumlah ini tetap stabil sampai datang waktu dhuha. Setelah waktu dhuha kadar cortisol mulai berkurang perlahan-lahan hingga mencapai angka 7 miligram pada tergelincir matahari (zuhur). Kemudian untuk kedua kalinya cortisol mengalami peningkatan jumlah sampai 16 miligram yang berlangsung hingga waktu ashar, untuk seterusnya mengalami penurunan jumlah secara bertahap bersamaan dengan terbenamnya matahari hingga mencapai batas minimum 3 miligram pada pertengahan malam.

Kalau kita perhatikan secara seksama kita akan hubungan harmonis antara pembagian waktu sholat dan jumlah raka’at dengan pola perubahan fisiologi manusia selama satu hari penuh, seolah-olah waktu sholat menjadi titik tolak bagi pergantian kondisi hormon yang membuat aktivitas luar tubuh dan dalam tubuh berjalan seirama.

Sholat Subuh

Di awal hari atau tepatnya ketika kita bangun tidur tubuh memerlukan penyesuaian fisik yang bertujuan antara lain untuk mencairkan endapan lemak pada dinding-dinding pembuluh darah sebagai akibat dari tidur panjang, dan ternyata sholat dua raka’at merupakan sarana yang sesuai. Selain berfungsi menghentikan tidur berkepanjangan yang berbahaya bagi kesehatan jantung, secara mental relaksasi (penenagan) jasmani dengan sholat subuh juga merupakan awal yang baik untuk membuka lembaran hari baru.

Setelah kelenjar pineal mengurangi produksi melatonin (hormon perangsang kantuk) akibat rangsangan sinar matahari yang di terima hipotalamus, peningkatan frekuensi detak jantung dan tekanan darah mulai mengiringi pertambahan kadar cortisol dalam tubuh. Maka tidak heran kalau kita merasakan puncak produktivitas pada pagi hari.

Sholat Zuhur

Mulai waktu dhuha kestabilan kadar cortisol berangsur-angsur goyah dan berkurang hingga mencapai puncaknya pada waktu zuhur yang menimbulkan rasa lelah luar biasa. Namun ternyata, disaat tubuh memerlukan istirahat seperti ini, hormon adrenalin justru mengalami puncak peningkatan. Hal ini cukup membahayakan kesehatan terlebih Bagi penderita jantung koroner (serangan jantung), karena keberadaan adrenalin tanpa diimbangi jumlah cortisol memadai hanya akan menambah frekuensi detak jantung dan kontraksi (ketegangan) urat syaraf. Nah, dari sini manfaat sholat sangat terasa, dengan sholat seseorang meperoleh rasa tenang dan santai.

Selain sholat zuhur, ada satu perintah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang memberikan manfaat senada, yaitu tidur singkat siang hari atau lebih dikenal dengan qoilulah. Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“ ber-qoilulah-lah kalian, karena sesungguhnya syaitan tidak melakukannya”

Sholat Ashar

Sholat ashar memliki peran penting dalam mengembalikan kesiapan tubuh menghadapi peningkatan mendadak jumlah cortisol guna menghindari shock (kekagetan), apalagi jantung manusia sangat rentan terhadap perubahan fisiologi secara tiba-tiba. Walaupun kadar cortisol tidak sebanyak di pagi hari, tapi cukup untuk mensuplai glukosa guna mendukung aktivitas selama tiga jam kedepan. Itulah sebabnya mengapa kita merasakan seolah ada energi baru setelah waktu ashar.

Sholat Maghrib

Memasuki waktu terbenam matahari, kekuatan rangsangan cahaya matahari yang memasuki hipothalamus berangsur-angsur menurun. Efeknya, kelenjar pineal kembali aktif memproduksi melatonin, sehingga merangsang semua organ tubuh untuk mengurangi aktivitas. Seolah menjadi sarana relaksasi (penenangan) dari kegiatan siang hari, sholat tiga raka’at saat matahari terbenam mengajak tubuh untuk rehat sejenak guna menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologi tiba-tiba setelah berkurangnya kadar cortisol.

Sholat Isya

Setelah sinar merah dari arah tenggelam matahari tanda bahwasanya langit sudah benar-benar memakai selimut hitam, masuklah kita ke chek point (tempat pemberhentian) terakhir sebagai persiapan menuju istirahat panjang. Pada saat ini, panas tubuh menurun disertai dengan penurunan frekuensi detak jantung, dan sekarang kita sudah siap berangkat menuju alam lain.

Semoga Allah ta’ala memasukan kita kedalam golongan hamba-hambanya yang bersyukur setelah mengenal nikmat-nikmat-Nya, dan merahmati kita agar tidak termasuk kedalam golongan yang Dia laknat dalam firman-Nya: “mereka mengetahui nikmat Allah ta’ala kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir ”(An-Nahl: 83)

(cpt).

Sumber :
-. Al-Qur’an dan Terjemahannya, cetakan Majma’ Malik Fahd, Madinah Munawwarah
-. Al-Fiziya wa wujudul kholiq, D.Ja’far Syaikh Idris, Majalah Al-Bayan, London, cet. 1, 2001
-. Az-Zuhd, Ahmad bin Hanbal, Darul Imam Ahmad, Cairo, cet. 1, 2006
-. Al-Musnad, Ahmad bin Hanbal, Muassasah Ar-Risalah, Beirut, cet.2 1999
-. Fathul Qodir, Imam Asy-Syaukany, Al-Maktabah At-Taufiqiyah, Cairo
-. Mausu’ah I’jazul ‘Ilmi, D. Nadia Toyyaroh, Maktabah Ash-Shofaa, Uni Emirat Arab, cet. 1, 2007
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts