#Renungkan Ciptaan-Nya #,

'Pikirkanlah olehmu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu pikirkan tentang Zat Allah, maka kamu pasti hancur.'' (HR Abu Asy-syaikh)

Rasulullah SAW melalui hadis tersebut di atas menyuruh manusia supaya memikirkan, merenungkan atau mengamati ciptaan-ciptaan Allah di alam semesta ini. Niscaya akan sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta ini pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Beliau melarang umatnya memikirkan atau merenungkan tentang Zat Allah itu sendiri karena manusia pasti tidak akan mampu mengungkapkannya karena akal manusia itu terbatas. Akal manusia tidak mampu menjangkau hal-hal yang gaib (nonmateri).

Di sebuah masjid kantor di Jakarta belum lama ini ada seorang pemuda dengan mantap dan percaya diri bertanya kepada seorang ustaz yang baru saja menyampaikan khutbahnya, ''Ustaz, Allah itu wujud-Nya seperti apa, ada atau tidak, dan saya ingin lihat?'' Ustaz itu mau menjawab dengan syarat mengajukan pertanyaan balik, ''Terangkan kepada saya roh, hati, dan akal Anda sendiri seperti apa?'' Pemuda tersebut diam seribu bahasa. Lalu sang ustaz menjelaskan, ''Anda sendiri tidak bisa menerangkan roh, hati, dan akal Anda, apalagi menerangkan Zat Allah yang menciptakan roh, hati, dan akal itu sendiri.'' Sang pemuda itu kemudian pergi.

Akhir-akhir ini pertanyaan-pertanyaan serupa sering dimunculkan di masyarakat oleh sekelompok orang, khususnya anak-anak muda yang sedang gandrung terhadap kajian pemikiran-pemikiran Marx dan Lenin yang rasionalis-atheis. Orang-orang yang akalnya pendek mudah terpengaruh dan begitu mudah percaya. Sampai ada yang tidak lagi percaya kepada Allah, ada yang kemudian meninggalkan shalat, ada yang terang-terangan menyatakan dirinya komunis, dan bahkan ada yang bangga jadi anak komunis. Ada yang berani menyatakan bahwa Marx dan Lenin itu Nabi.

Pernyataan bahwa Tuhan tidak ada (etheis) dan bangga menjadi komunis adalah bukti keterbatasan akal manusia yang paling nyata. Sungguh masih banyak misteri di dalam diri manusia dan di alam raya ini yang belum bisa dijangkau dan diungkap oleh akal manusia, apalagi memikirkan Zat Allah, pasti tidak akan mampu. Bahkan Allah menyuruh manusia merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya berulang kali, pasti akan semakin merasa kecil dirinya di hadapan Tuhan (QS Almulk, 67: 3-4).

Manusia belum akan dikatakan sempurna kajiannya sebelum menggunakan potensi qalbunya. Sebab qalbu itulah yang mampu menjangkau alam nonmateri (alam gaib). Qalbu itulah yang dapat meyakini adanya Allah setelah akal mengaji ciptaan-ciptaan-Nya.

*Ainun Jariyah*(cpt).
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts