.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. 21:107)
.
Nikmat Islam yang sedemikian besar, namun untuk menyadari nikmat Allah yang demikian besar itu manusia perlu menata diri dengan cara menjauhi dari bujukan hawa nafsu yang masih menggelora sehingga ketika nafsu sudah tertata maka akan mampu merasakan nikmat-nikmat petunjuk dari Allah yang sangat-sangat besar dan luar biasa besar nilainya. Nikmat yang demikian besar akan dapat segera dirasakan oleh para Nabi dan Rasul namun masih saja diingkari oleh ahli-ahli pemuja hawa nafsu
.
Berkata Nuh:”Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya”. (QS. 11:28)
.
Untuk merasakan nikmat Islam sebagai nikmat yang besar manusia harus mau memenjarakan hawa nafsunya yang menggelora dan menenangkannya dengan cara banyak beribadah kepada-Nya dengan mengikuti petunjuk para Nabi dan Rasul, yang untuk zaman hari ini adalah dengan mengikuti jalan-jalan Rasulullah Muhammad SAW.
.
Katakanlah:”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Katakanlah:”Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS. 3:32) .
Bila seseorang mau bertekun membuka selembar demi selembar membaca dan memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan kemudian mengikuti jalan-jalan yang diperintahkan atau meninggalkan apa yang dilarang maka manusia akan menemukan keagungan Allah dan rahmat Allah. Menemukan kecintaan kepada Allah dan bahagia dalam cinta Allah kepada mereka.
Segala puji bagi Allah, banyak tanda-tanda keagungan Allah yang tampak nyata dilihat oleh orang-orang beriman namun akan masih saja samar-samar dilihat oleh orang-orang yang bertimbun-timbun dosa. Termasuk bagaimana jiwa orang-orang yang masih mengkufuri nikmat-nikmat Allah Tuhan yang Maha pengasih dan Penyayang.
Bagaimana sebenarnya Allah Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang menghendaki manusia agar selamat, bahagia dan mulia hidup mereka di dunia dan di akherat, namun masih banyak manusia yang menolak uluran kasih sayang Allah kepada mereka. Manusia perlu berlari kepada Allah, dengan banyak beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kesengsaraan jiwa sering dimulai dari ketika manusia melupakan kepada Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha penyayang dan kemudian mengikuti dan menelusuri jalan-jalan syaitan, sebagaimana firman-Nya
.
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS. 4:120)
.
Bisikan bisikan syaitan penyebab manusia celaka dan sengsara dapat diketahui oleh seseorang bila mereka mau menerima cahaya Allah, mau menuju ketempat yang bercahaya, mau bergabung dengan orang-orang yang selalu berbuat baik dan selalu dalam kebenaran. Sebaliknya Manusia akan tetap samar dan ragu dalam menerima rahmat Allah bila mereka tetap saja tinggal di tempat-tempat yang gelap dan suram, tempat-tempat gelap yang penuh dengan bujukan-bujukan kesenangan syaitan dan penyimpangan pemuasan hawa nafsu.
Berbahagialah kepada mereka-mereka yang mendapat petunjuk Allah dan kemudian mensyukurinya. Ketika terlintas bisikan kebaikan dia bersegera meninggalkan tempat yang gelap dan memaksa diri ke tempat yang penuh cahaya. Berbahagialah orang-orang yang samar-samar mendengarkan da’wah Islam dan kemudian bersegera bergabung dengan orang-orang yang menda’wahkan Islam dan mengajak manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan.
Seorang yang masing dalam kegelapan ibarat orang yang masih terputar-putar di sebuah arus banjir yang dipenuhi dengan air yang kotor, ketika sebuah ranting pohon menjulur di arus banjir tersebut dan kemudian orang tersebut mau menangkapnya dan mau memegangnya dan mau dengan sungguh-sungguh menelusuri jalan ketepi, keluar dari arus bajir dengan air yang menggelegak memusar-musar dan sangat kotor. Dengan sisa-sisa kesadaran yang masih ada akibat gulungan arus banjir, berusaha sekuat tenaga keluar dari bajir yang bergulung-gulung yang kotor dan melelahkan. Segala puji bagi Allah, Allah telah menyelamatkan manusia dari kesengsaraan jiwa.
.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. 3:103)
.
Salah satu ciri seseorang yang telah keluar dari kegelapan dan kemudian dia bisa menikmati kebahagiaan adalah bila mereka dapat menemukan kebahagiaan dalam berta’at dan tunduk patuh kepada Allah. Jiwanya menjadi tenang dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan berubah jiwanya dari yang kaku, kasar, kejam, bengis, bersuka ria dalam kema’siyatan, pelaku aniyaya, berubah menjadi hati yang lembut dan penuh kasih sayang, hati yang menyayangi diri sendiri, dan ringan dari menjauhi dari segala perbuatan dosa, dan menyayangi orang lain dengan mengajak orang lain untuk menjauhi segala perbuatan dosa.
Kasih sayang, kerukunan, ketenangan hati, ketenteraman, kearifan, pemaaf, lapang dada, optimisme, kesungguh-sungguhan mencintai kebenaran yang datang dari Allah dan Rasulnya, merupakan nikmat-nikmat Allah yang sangat besar dan sangat mulia kedudukannya bagi setiap indifidu. Kesengsaraan jiwa telah lenyap ketika manusia kembali kepada bimbingan Allah Tuhan yang telah menciptakan jiwa dan raga manusia, yang telah menciptakan kehidupan dan yang telah menciptakan langit dan bumi. Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan kita dari kesengsaraan jiwa.
Marilah kita bergabung dengan orang-orang yang kembali berta’at kepada Allah, maka kita akan keluar dari kesengsaraan jiwa menuju jiwa yang tenang, damai dan bahagia, penuh rahmat Allah dalam kehidupan…. Wallahu a’lam.
**Ainun Jariyah**.(cpt).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar