*Anjing Gila dan Betis Ayah.... *


Kisah ini berawal pada akhir dekade 1970-an...Saat itu suasana jakarta belum seperti sekarang...Jumlah motor masih sedikit, apalagi mobil, becak pun masih menjadi moda transportasi umum...Telepon juga masih merupakan barang mewah, tipi yang dijual juga tidak perlu pake remote karena channel yang ada hanya the only one, TVRI...

Suatu hari  ada seorang ayah dan putranya yang belum berusia 10 tahun (tentunya masih SD) turun dari becak dan berjalan menuju rumahnya yang terletak 200 an meter dari pangkalan becak (jalan menuju rumahnya off road sehingga becak pun tidak mau lewat)...

Kira-kira baru melangkah 50 meter...Entah dari mana datangnya, tiba tiba muncul seekor anjing berukuran hampir seukuran kambing kurban tipe B (35 kg) dengan lidah terjulur mengejar mereka...Spontan sang ayah menggendong anaknya dan berlari, namun ternyata anjing lebih jago adu sprint dan berusaha menggigit mereka...Sang ayah makin ketat mendekap  anaknya  dan berusaha menendang-nendang anjing sialan tesebut...Sayang usahanya tidak berhasil...Gigi anjing berhasil merobek celana sang ayah di bagian betis dan pada gigitan berikutnya, yang terkena adalah daging betis itu...Sebagian dari daging betis tersebut berhasil masuk ke mulut anjing dan tentu saja, darah bercucuran.. ..Berkat bantuan dari para tukang becak  yang datang dengan batu, jok becak, dan balok, akhirnya anjing berhasil dilumpuhkan. ..Kemudian tukang becak yang baik hati mengantarkan mereka ke praktek dokter terdekat untuk P3K...Singkat cerita, dari dokter sang ayah berobat ke rumah sakit
untuk perawatan lanjutan dan Alhamdulillah hasil lab menunjukkan sang ayah tidak terkena rabies...

Perlahan-lahan luka sang ayah dapat disembuhkan. ..Tidak ada masalah untuk beraktivitas. ..Hanya saja, betis sang ayah rusak dari segi estetika (untunglah beliau tidak mengandalkan betis dalam bekerja)...Bekas daging yang diambil anjing meninggalkan bekas dan membuat betis seperti groak, bopak, atau bocel...

Life goes on sampai dengan 25 tahun kemudian...Sang anak telah menjadi sarjana, lulus dari perguruan tinggi negeri terkemuka, berkehidupan 'lumayan' dan berkeluarga bahagia...Namun. ..Sedihnya, waktu perpisahan sudah dekat...

Berawal dari warna yang tidak biasa pada urine, dokter menemukan bahwa sang ayah mengidap kanker pankreas stadium lanjut...Operasi yang dilanjutkan dengan kemo adalah satu-satunya pilihan...Setelah dilakukan operasi dan kemo tetap saja akhirnya dokter pun angkat tangan dan menganjurkan agar sang ayah dibawa pulang saja (tidak ada lagi yang bisa dilakukan di rumah sakit)...Dengan sedih, si anak membawa ayahnya pulang dan menemaninya karena tahu bahwa Malaikat Izrail akan segera datang menjemput ayahnya, suatu hal yang pasti terjadi pada semua orang...

Tiga hari setelah pulang, akhirnya saat itu pun tiba...Menjelang adzan maghrib, nafas sang ayah mulai terputus-putus. ..Perlahan- lahan tubuhnya mulai dingin...Dari telapak kaki, betis, paha, perut, dada, kepala...dan bersamaan dengan adzan maghrib...Sang ayah menarik satu nafas panjang sekaligus sebagai nafas terakhirnya. ..

Keesokan pagi, setelah waktu dhuha...Persiapan pemakaman segera dilakukan... Sesuai  syari'at bahwa yang paling afdhol mengurus jenazah seseorang adalah keturunannya maka si anak bersama dengan saudara kandungnya yang lain memulai dengan memandikan jenazah...Yang tidak biasa dalam proses memandikan jenazah ini adalah jenazah dimandikan dengan cara 'kampung' yaitu dipangku oleh 4 orang yang duduk selonjor, bukan diletakkan di atas dipan pemandian yang tersedia di mobil jenazah...

Dengan hati-hati penuh cinta dan kasih sayang kakak beradik itu memandikan ayah mereka...Mereka mencoba menahan tangis karena takut jadi meratapi kematian (sesuatu yang diharamkan). ..

Namun...Ketika membasuh bagian betis yang tentunya saat itu sudah keriput karena usia dan dagingnya habis karena kemo...Dan melihat bekas luka dimana ada cuilan hasil karya gigi anjing disana...Si anak tidak dapat menahan tangisnya... Dia menangis  tersedu-sedu tanpa dapat berkata apapun...

Ingatannya melayang ke peristiwa seperembat abad silam...Semua seolah terlihat jelas kembali di depan matanya...Betapa sat itu ia menangis menjerit-jerit ketakutan... Ayahnya mendekapnya erat-erat dengan kedua tanganya...Kaki ayahnya berusaha menendang anjing itu namun anjing yang menang...Darah bercucuran dari betis ayahnya...Mungkin anjing akan menggigit lagi jika tukang2 becak tidak datang membantu...

Si anak sadar bahwa betapa ayahnya tiap hari berkeringat, berjuang demi dirinya...Bahkan kadang dengan resiko berdarah, tapi itu tidak masalah...Bisa jadi resikonya nyawa tapi ia rela dan legawa...Semua dilakukan demi anak-anaknya. ..

" Anakku, aku mencintai dirimu melebihi diriku sendiri...
Jika  peluru menuju tubuhmu, akan kuhambat dengan tubuhku...
Jika engkau mati, aku harus mati terlebih dahulu...
Jika aku selamat, engkau pasti selamat..."

Mari teman-teman, kita ingat kembali perjuangan ayah kita...
Dan mari kita berjuang untuk anak-anak kita...
**Ainun Jariyah**(CPT).
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts