*Membiasakan Zikir *.

Zikir berarti menyebut sesuatu dengan mulut atau mengingat sesuatu dengan hati. Esensi zikir adalah hadirnya hati dan tadabbur (memikirkan) terhadap apa yang dizikirkan. Apabila esensi ini tercapai, maka qalbu (hati) seseorang akan dipenuhi perasaan dekat dengan Allah yang mengantarkannya kepada mahabbah (kecintaan) yang mendalam pada-Nya.

Islam memerintahkan mukmin banyak berzikir kepada Allah. Sebaiknya, setiap aktivitas merupakan manifestasi dari zikir kepada Allah. Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.'' (QS 33: 41-42).

Allah mengingatkan mukmin agar harta benda, anak, dan berbagai aktivitas kehidupan tidak membuat dirinya lupa mengingat Allah. Firman Allah SWT, ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.'' (QS 63: 9).

Islam melarang mukmin mengikuti cara hidup orang yang melupakan Allah dan tidak mau zikir kepada-Nya. Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya itu melewati batas.'' (QS 18: 28).

Orang yang banyak berzikir dengan dihayati dan dipahami secara baik memberikan manfaat positif kepada dirinya. Hati dan jiwa orang itu akan tenteram melalui zikirnya. Allah SWT menjelaskan, ''(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram.'' (QS 13: 28).

Orang yang banyak berzikir mendapat ampunan Allah, pahala, dan balasan yang baik dari-Nya di akhirat. Allah berfirman, ''Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.'' (QS 33: 35).

Ada beberapa cara zikir kepada Allah. Pertama, zikir secara zahir (dzikir bil lisan), berupa pujian dan doa yang disampaikan secara lisan dan sesuai dengan suara hati, seperti mengucapkan Subhanallah, Walhamdulillah, dan Allahu Akbar.

Kedua, zikir secara tersembunyi (dzikir bil qalb). Yaitu, membebaskan diri dari segala belenggu yang menghalangi komunikasi dengan Allah, selalu bersama Allah dan hati yang tidak pernah absen bermunajat pada-Nya.

Ketiga, zikir hakiki. Yaitu, merasakan kehadiran Allah dalam diri pada situasi dan keadaan bagaimanapun, baik ketika berdiri, duduk, maupun berbaring. Allah berfirman, ''(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'.'' (QS 3: 191). Wallahu a'lam.
Bacaan Zikir Setelah Salat

Seseorang dituntut agar melaksanakan salat seperti salatnya Nabi sesuai dengan sabdanya,

"Sholluu Kamaa Roatumuuni Usholli"

(salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sedang salat). Karena beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan zikir jika telah selesai salat, maka kita juga mengerjakannya, meskipun tidak mampu selengkap beliau. 

Zikir-zikir yang di baca Nabi saw setiap selesai salat banyak sekali, baik yang diriwayatkan dengan sanad yang dhaif/lemah ataupun yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih (kuat). Adapun zikir-zikir yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih itu di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Membaca 'Istighfar'

(Astaghfirullah)/Aku mohon ampunan kepada Allah 3 kali dan membaca,

'Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi'

(Ya Allah Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Sempurna).

Hal itu sesuai dengan hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Tsauban ra, dia berkata, "
Rasulullah saw apabila selesai salat membaca Istighfar 3 kali dan membaca,

'Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi'."

(Ya Allah, Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Sempurna).

2. Membaca zikir
ini:
"Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qodiir"

(Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) dan membaca,

"Allahumma laa maani'a limaa 'a'thaita walaa mu'thia limaa mana'ta walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu."


Hal itu sesuai dengan hadis dari al-
Mughirah bin Syu'bah ra, bahwasanya Nabi saw membaca zikir setiap selesai salat fardhu,

"Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya'in qodiir"

(Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

"Allahumma laa maani'a limaa 'a'thaita walaa mu'thia limaa mana'ta walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu'

(Ya Allah tiada orang yang menghalangi terhadap apa yang telah Engkau berikan dan tiada orang yang memberi terhadap apa yang telah Engkau halangi dan kekayaan orang yang kaya itu tidak akan bisa menyelamatkan dia dari siksa-Mu)" (HR al-Bukhari dan Muslim).

3. Membaca Tasbih 33 kali, Tahmid 33 kali dan Takbir 33 kali,

lalu pada hitungan keseratus membaca,

"Laa ilaha illallohu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qadiir."

Hal itu sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw bersabda, "
Barangsiapa membaca tasbih

(Subhaanallahi)

33 kali, tahmid

(Alhamdulillahi)

33 kali dan takbir

(Allahu Akbar)


33 kali setiap selesai salat, hitungan tersebut berjumlah 99, dan dia membaca pada hitugan keseratus

'Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya'in qodiir'

(Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu),
maka diampunilah segala dosa-dosanya, sekalipun sebanyak buih air laut." (HR Muslim, dan pada riwayat yang lain, takbir tersebut sebanyak 34 kali)

4. Membaca zikir/do'a

seperti yang diriwayatkan Sa'd bin Abi Waqqash untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kekikiran, sifat penakut, umur yang hina/pikun, fitnah dunia dan fitnah kubur. 

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash ra, bahwa Rasulullah saw memohon perlindungan kepada Allah setiap kali selesai salat dengan bacaan

"Allahumma inni a'udzu bika minal bukhli

(Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekikiran)

wa a'udzu bika minal jubni

(dan aku memohon perlindungan kepada-
Mu dari sifat penakut)

wa a'udzu bika min an urodda ilaa ardzalil umri

(dan aku memohon perlindungan kepada-
Mu agar tidak dikembalikan kepada umur yang hina/pikun)

wa a'udzu bika min fitnatid dunya

(dan aku memohon perlindungan kepada-
Mu dari fitnah yang ada di dunia ini)

wa a'udzu bika min adzaabil qobri

(dan aku memohon perlindungan kepada-
Mu dari siksa kubur)." (HR al-
Bukhari).

5. Membaca zikir/doa,

"Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika'.

Hal ini sesuai dengan hadis Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah saw berkata kepadanya, "Aku berwasiat kepadamu wahai Muadz,
janganlah Engkau benar-benar meninggalkan setiap kali selesai salat membaca,

'Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika'

(Ya Allah anugerahkanlah pertolongan kepadaku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-
Mu)." (HR Ahmad,
Abu Daud dan an-
Nasa'i dengan sanad yang kuat).

6. Membaca ayat Kursi,

yaitu surah Al-
Baqarah ayat 255,

"Allahu laa Ilaaha Illa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fis samaawaati wamaa fil ardhi, mandzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illa bi idznihi, ya'lamu maa baiina

aidiihim wamaa kholfahum, walaa yuhiithuuna bisyain min 'ilmihi illa bimaa syaa'a, wasi'a kursiyyuhus samaawati wal ardho wa laa yauduhu hifdzuhumaa wahuwal 'aliyyul 'adziim"

(Allah, tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] melainkan Dia, Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus [makhluk-Nya], tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-
apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar). 

Hal itu sesuai dengan hadis dari Umamah ra, Rasulullah saw bersabda, "
Barangsiapa membaca ayat Kursi setiap kali selesai salat, maka tidak akan menghalangi dia masuk surga kecuali dia tidak mati (maksudnya, dia pasti masuk surga)." (HR an-
Nasa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban, at-
Thabarani menambahkannya

'qulhuwallahu ahad'

(yakni dan membaca surah Al-Ikhlash) ).

**Ainun Jariyah**.(CPT).

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts