*SABAR MENGHADAPI UJIAN ALLAH *.



"Dari Ummu Al-Ala', beliau berkata...

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak"
(Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)

Wasiat ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan padanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya

Wahai saudaraku yang beriman...
Selama Allah masih masih mengamanahkan diri kita nafas
Sehingga kita hadir di dunia ini
Kita pasti akan menemui dari ujian satu menuju ujian yang lain tiada habis (hal ini sudah menjadi sunnatullah-ketentuan Allah)
Baik ujian itu menimpa diri kita sendiri, suami atau istri kita, anak ataupun anggota keluarga kita yang lain (dan juga orang lain)

"Tetapi disitulah akan tampak kadar keimanan kita
Allah menurunkan cobaan untuk menguji iman kita
Akankah kita bersabar dan ridha terhadap takdir-Nya?
Akankah kita tetap berlaku sebagai seorang hamba yang benar-benar beriman?
Dalam senang maupun susah disetiap saatnya tetap sebagai seorang hamba yang beriman..."

Apabila kita memperhatikan kandungan Kitab Allah,
~ ~ ~
Tentu kita akan mendapati bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar

Firman Allah...

وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
إِن يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

"Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) dilaut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti dipermukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur" (Asy-Syura: 32-33)

~ ~ ~
Kita juga akan mendapati bahwa Allah memuji dan menyanjung orang-orang yang sabar

Firman-Nya....
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِِ والضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa" (Al-Baqarah: 177)

~ ~ ~
Kita juga akan mengetahui bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah

Sebagaimana firman Allah...
وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

"Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar" (Al Imran: 146)

~ ~ ~
Kita juga akan mendapati bahwa Allah memberi balasan pada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat-gandakanya tanpa terhitung

Firman-Nya...
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

"Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (An-Nahl : 96)
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (Az-Zumar: 10)

~ ~ ~
Bahkan kita akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan menjadi milik orang-orang yang bersabar

Firman Allah...

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

"Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan):'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (Ar-Ra'd: 23-24)

~ ~ ~
Maka benar, semua hal diatas merupakan balasan bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan
Lalu mengapa tidak? Sedang seorang mukmin selalu dalam keadaan yang baik...

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda...
"Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, apabila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya" (Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud)

~ ~ ~
Kita juga tahu bahwa Allah menguji diri kita menurut bobot (kadar) keimanan yang kita miliki
Mari kita memperhatikan hadist ini...

"Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku pernah bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan diatas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya"
(Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172)

Jadi apabila bobot keimanan kita memang berat, Allah akan memberi cobaan yang lebih berat (keras)
Sedang apabila ada kelemahan dalam agama kita, maka ujian yang diberikan pada pada diri kita juga akan lebih ringan

Namun perlu kita ingat; beserta dengan hal tersebut derajad kita juga ringan (sebesar ujian yang Allah berikan)

Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, beliau berkata. 'Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku diatas selimut. Lalu aku berkata...

'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu'. Beliau berkata:'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya; 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?. Beliau menjawab. 'Para nabi. Aku bertanya; 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab; 'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang diantara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan"
(Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, dishahihkan Adz-Dzahaby).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata ...

"Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun"
(Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby)

Jadi jika kita bertanya:
"Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas?
>>> Karena seorang mukmin akan terus mendapat keutamaan disisi Rabb-nya..."

"Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin dari segala maksiat dan dosa-dosanya"
Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta kecuali dengan cara ini
Sehingga Allah menguji untuk dapat membersihkanya

Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap Ummul 'Ala dan Abdullah bin Mas'ud
Abdullah bin Mas'ud pernah berkata."Aku memasuki tempat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata...

'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata; "Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang demam"
Abdullah bin Mas'ud berkata."Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau?"
Beliau menjawab;"Benar". Kemudian beliau berkata;"Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya" (Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127).

Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata...

"Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahanya" (Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130.)

~ ~ ~
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya didunia

Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan
Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala

Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata...
"Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran"
Maka andaikata kita mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagi diri kita, tentu kita bisa bersabar dalam menghadapi sakit

Mari kita perhatikan riwayat berikut...
"Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku...

'Maukah kutunjukkan padamu seorang wanita penghuni syurga?
Aku menjawab. 'Ya'
Dia (Ibnu Abbas) berkata; "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata;
'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku
Beliau berkata.'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah syurga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat'
Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar
Wanita itu berkata lagi; 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'
Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut"
(Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)

Mari kita perhatikan, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun masuk syurga.

Begitulah yang mestinya kita ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan syurga
Dan diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan disini ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya, pahalanya jauh lebih besar

Dari Anas bin Malik, dia berkata."Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata...
"Sesungguhnya Allah berfirman.'Apabila Aku menguji hamba-Ku (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan syurga" (Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalam Ath-Thibb

Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksud habibatain adalah 2 hal yang dicintai
Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai

Dengan tidak adanya kedua mata penglihatan menjadi hilang, sehingga kita tidak dapat melihat kebaikan (kesenangan)
Dan tidak dapat melihat keburukan sehingga tidak bisa menghindarinya

~ ~ ~
Maka kita juga harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpa diri kita

Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka beliau berkata padanya...
"Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu?"

Sebagian orang Salaf yang shalih berkata...

"Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya"

Yang dimaksud mengadukan disini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya
Akan tetapi pengaduan yang merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan saat mendapat ujian dari Allah yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati (seperti pada teman atau tetangganya dll)

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata...

"4 hal termasuk simpanan syurga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit"

Selanjutnya mari kita perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy: "Asy-Syaibany pernah berkata...
'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata...
'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata...

'Wahai anak saudaraku,
Janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah
Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan
Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat
Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu...
Lihatlah salah satu mataku ini, 'sambil menunjuk ke arah matanya,

Demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak 5 tahun yang lalu
Namun aku tidak pernah memberitahukanya kepada seorangpun hingga detik ini
Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf):

"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku"
Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu
Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do'a" (Al-Aqdud-Farid, 2/282)

Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata...
"Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya" (Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125)

Mari kita perbaharui iman kita dengan lafazh "la ilaha illallah"
Kita cari pahala disisi Allah karena cobaan dan ujian yang menimpa diri kita setiap saatnya
Jangan sampai sekali-kali kita pernah berkata...

"Andai saja hal ini tidak terjadi", tatkala menghadapi takdir Allah
Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah

*Ainun Jariyah*
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts