Dalam hidup harus mempunyai tujuan hidup. Hidup tanpa tujuan adalah sia-sia atau tidak berdaya guna. Bagi yang mempunyai tujuan, setiap orang yang mempunyai tujuan, tidak sama antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Mempunyai tujuan hidup saja tidak cukup, karena dari sekian banyak tujuan hidup, tentu ada satu tujuan hidup yang baik dan benar. Maka jika mempunyai tujuan hidup, maka tujuan hidup itu harus tujuan yang baik dan benar. Dalam hal ini setiap orang harus memilih, tujuan hidup yang mana yang dianggap baik dan benar. Dalam hal memilih inilah orang harus memilih dengan tepat, harus dipertimbangkan untung ruginya kalau pilihan yang tidak tepat tentunya akan mendapat kerugian. Oleh sebab itu keberhasilan seseorang dalam kehidupan sangat tergantung pada ketepatan dalam memilih ini, terutama sekali adalah memilih tujuan hidup.
Setiap perbuatan pasti ada tujuannya. Hanya saja setiap tujuan itu, bernilai baik dan benar, jika dipandang sebab akibatnya jauh kedepan. Setiap perbuatan sesungguhnya dapat dinilai dari tujuannya. Jika nilai tujuan perbuatan itu tidak baik dan benar maka perbuatan tersebut tidak baik dan benar pula.
Ada tujuan yang dapat dicapai dengan berbagai cara. Dan ada pula tujuan yang hanya dapat dicapai hanya dengan satu cara. Tujuan yang dapat dicapai dengan berbagai cara, ada yang dengan cara baik, ada dengan cara yang lebih baik, atau dengan cara yang terbaik. Kalau dengan cara buruk pun demikian, Cara Buruk, lebih buruk, sampai pada yang paling buruk. Cara mencapai tujuan adalah merupakan proses untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang hanya dapat dilaksanakan dengan satu cara, seperti seseorang yang ingin membuat roti, harus dengan cara membuat roti, tidak bisa dengan cara lain. Sholat contoh lain. Tujuan sholat hanya mendapat ridho Allah semata tidak ada yang lain. Perbuatannya adalah dengan cara yang telah ditentukan oleh Nabi dan RasulNya. Tidak syah sholat jika tidak sesuai dengan cara-cara yang diajarkan Nabi kepada kita.
Rasulullah saw pernah bersabda:
مَنْ عَمِِلََ عََمَلاً لَيْسَ بِهِ أَمْرِنََا فَهُُوَا رَئْدٌ
barangsiapa yang melakukan suatu amal ibadah, jika diluar perintahku maka ianya tertolak(Hadits Mutafaqun alaih)
Mengenai cara ini juga penting, karena merupakan proses tercapainya tujuan baik tujuan utama maupun tujuan antara. Jika prosesnya salah maka tujuan tidak tercapai. Oleh sebab itu bagaimana cara mencapai tujuan itu juga penting. Apakah sudah benar caranya? Kalau benar apakah cara tersebut sudah merupakan cara yang terbaik? Ini perlu dikaji ulang.
Tujuan Hidup Seorang Mukmin
Seorang Mukmin dalam sholatnya setiap pembukaan selalu berdo'a:
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Tuhan semesta alam.
Inilah pernyataan yang benar, yang seharusnya dimiliki oleh seorang mukmin, segalanya diserahkan kepada Allah ta'ala, tetapi ini tidak ada paksaan, tetapi bukankah Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah semata?
Seorang Mukmin Hidupnya disandarkan pada Allah yang maha pencipta dan penguasa kehidupan, selain kita diharuskan juga berusaha, begitu pula tujuan Hidup.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS: Al An 'aam ayat 162 )
Seperti ayat diatas, bukankah menjadi do'a setiap kali sholat, menjadi do'a pembuka sholat? Artinya hal itu memang penting dan itulah yang menjadi tujuan seorang muslim.
Segala Sholat, dan apapun ibadah yang ia lakukan, segala macam yang ada dan atas kehidupannya, Bahkan jiwanya, nyawanya, kematiannya, jika dikehendaki Allah harus mati, dia pun rela melepasnya demi keridhoan Allah semata.
Orang-orang yang tujuan hidupnya selain Allah, kehidupannya sempit sebatas dunia saja. Tidak ada bagian akhirat, bahkan mungkin tidak mempercayai adanya akhirat. Orang-orang seperti ini hanya mencari kesenangan sesaat, untuk kebutuhan dunia saja, bahkan mungkin saat ini saja, tanpa memikirkan masa depan, apalagi jauh kedepan yaitu akhirat. Orang yang hanya memikirkan kepentingan sesaat, pragmatisme, selalu tidak peduli aturan, asal kepentingan dan kebutuhan saat ini tercapai, maka akibat masa yang akan datang tidak menjadi pikirannya.
Orang-orang seperti ini tidak mau menempuh cara-cara yang sulit dan jauh, karena mereka untuk memenuhi kebutuhan sesaat saja tanpa memikirkan masa depan dia maupun orang-orang yang bersamanya atau terlibat dengannya.
Sesuai sekali sebagaimana yang digambarkan tuhan kepada kita.
لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لاتَّبَعُوكَ وَلَكِنْ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu" Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta (QS: At Taubah ayat 42)
Bagi orang-orang yang tujuan hidupnya untuk mencapai keridhoan Allah, maka dia berada pada tujuan yang benar, tujuan yang haq, tujuan yang dikehendaki Allah swt yang maha pencipta dan penguasa alam raya, tujuan yang selamat dunia dan akhirat.
Orang muslim yang bersandar pada Allah dan tujuannya untuk mencapai keridhoan Allah semata, maka Allah ridho dan memberikan ganjaran berupa pahala bagi setiap kehidupannya, karena telah menjadikan kesegala kehidupannya menjadi ibadah ikhlas hanya pada Allah semata. Inilah tujuan yang dikehendaki Allah, tujuan mengapa manusia dicipatakan.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(QS: Adz Dzariyaat : 56)
Diciptakan Jin dan Manusia untuk menjadikan seluruh kehidupannya menjadi ibadah semata-mata untuk mendapat ridhonya, menjadi ibadah, dan mendapat ganjaran pahala atas kehidupannya, karena Allah ridho dan sesuai dengan yang dikehendakinya.
Jika tujuannya untuk mendapat ridho Allah di setiap detik kehidupannya, maka dia berada pada jalan yang benar, berpegang pada pegangan yang kuat, pada tujuan yang tidak tergoyahkan.
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا
barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus (QS: Albaqarah ayat 256)
Meraka berjanji kepada Allah dengan syahadat yang mereka ucapkan, untuk menjadikan hidup dan matinya hanya untuk keridhoan Allah, dan dengan itu mereka rela mati, dan sebagian ada yang gugur di medan juang dan sebagian lagi menunggu-nunggu terhadap tugas perjuangan yang akan dibebankan padanya.
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya), (QS: Al Ahzab ayat 23)
Sedangkan orang-orang yang tujuan hidupnya selain ridho Allah mereka hanya untuk kepentingan dunia saja. Mereka berbuat hanya untuk kebanggaan diri sendiri, kebesaran dunia sajalah yang mereka bangga-banggakan, tanpa tahu hakekat kehidupan sebenarnya.
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?(QS: ayat)
Kehebatan fisik, tubuh-tubuhnya membuat kagum, tetapi hanya itulah yang mereka cari, mereka membangga-banggakan kekuatan fisiknya, kekayaan yang mereka miliki, peralatan yang mereka punyai, tetapi hilang dari arti hakikat kehidupan, perjuangan menegakkan keadilan, sehingga mereka digambarkan seperti pohon yang tersandar, berdirinya tidak karena kekuatan akarnya, mereka lemah, dengan sedikit dorongan saja dapat rubuh seketika. Mereka mengira setiap tindak tanduk orang muslim adalah untuk menyerangnya,
sehingga sekarang orang-orang seperti ini timbul penyakit yang bernama islamfobia. Allahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar