#wanita tidak sadar bahwa mereka telah dieksploitasi#.

 
Setahu saya, sesuatu yang berharga di alam ini, pasti akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan dari sesuatu itu. Apapun itu, jika barang itu dinilai memiliki keunikan dan bisa memberikan manfaat, maka tidak ada peradaban yang tidak memanfaatkannya. Bahkan terkadang kita lebih cocok memaknainya sebagai suatu yang dieksploitasi, alias pemanfaatan yang profesional dan dalam jangka waktu dan jumlah yang besar.

Bagi kebanyakan pria -yang notabene menjadi pemimpin dan penguasa- menganggap wanita adalah makhluk yang istimewa. Bahkan selalu dipuja-puja oleh para seniman dan pujangga cinta. Dikatakan wanita itu adalah bidadari dunia. Seribu puisi pun tidak akan mampu menguraikan keindahan wanita. Bahkan dikatakan bahwa wanita itu adalah karya seni yang sempurna!

Namun, tidak banyak orang yang paham bahwa wanita tidak hanya dijadikan objek yang dikagumi dalam penciptaannya, tapi wanita telah jauh-jauh hari dimanfaatkan dan dieksploitasi secara brutal oleh pihak-pihak yang menikmati keuntungannya! Sehingga keindahan dan pesona wanita saat ini bernilai murah, yang hanya digunakan sebagai hiasan umum dan dijadikan sebagai pembangkit syahwat kaum lelaki. Sadar atau pun tidak, banyak wanita zaman sekarang justru bangga ketika ia dieksploitasi!

Kita bisa tengok, setiap perusahaan menempatkan wanita pada sektor-sektor pelayanan publik, atau ditempatkan sebagai mediator antara pelanggan dengan produsen. Bahkan wanita diandalkan di bidang pelayanan langsung. Misalnya, dengan modal keindahan suara wanita, maka seluruh bandara, stasiun radio, menggunakan suara wanita! Bahkan voice dalam pelayanan selular pun selalu menggunakan wanita. Untuk suara saja, wanita sudah sedemikiannya dieksploitasi!

Demikian juga aurat (tubuh wanita), yang namanya sekretaris, receptionist, pasti wanita. Juga para pelayan-pelayan toko pasti wanita. Belum panti pijat, paddy girl, dan semacamnya pasti memanfaatkan wanita. Hingga flight attendant sebagian besar adalah wanita! Wanita yang diperkerjakan pun bukan sembarang wanita, seperti yang saya sebuntukan di atas, yang dimanfaatkan tentu wanita yang memiliki potensi (baca: sexy). Kalau tidak begitu, tidak mungkin persyaratannya begitu ketat.

Yang saya sedihkan, pegawai untuk melayani nasabah Bank Syari’ah pun masih memanfaatkan wanita!! Apa salahnya kalau hanya menggunakan laki-laki? Bahkan dengan alasan profesionalitas, para pekerja wanita di Bank Syari’ah -yang berkerudung rapi- itu malah berlemah gemulai kepada setiap lelaki bukan mahrom yang menjadi nasabahnya! Na’udzubillah! Saya merasa tidak ada bedanya ketika datang ke Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Di satu sisi umat ingin bertaqwa karena menolak riba, malah pejabat bank yang ‘faqih’ di bidang syariah seperti kurang memahami permasalahan yang seperti ini.

Yang saya sebutkan di atas umumnya masih dalam lingkup pekerjaan yang boleh, paling banter makruh. Belum lagi kalau kita lihat bagaimana keadaan wanita yang dieksploitasi di bidang-bidang yang harom? Banyak disana-sini berjamuran usaha yang berkedok jasa, namun ternyata ada kegiatan prostitusi. Belum lagi, di dunia entertainment, wanita ‘dibugili’ sehingga mau bernyanyi, menari-nari, main sinetron, untuk ditonton banyak orang. Dijadikan wanita sebagai penyanyi agar album laku, dijadikan wanita cantik untuk iklan supaya laku, dijadikan wanita untuk main film/sinetron agar rating nya tinggi. Hari ini, harga diri wanita sudah dibeli dengan sedikit rupiah. Sungguh, kalau mereka tahu, ini harga tidak seimbang dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka!

Di barat, sudah lumrah didirikannya production house film-film porno, majalah-majalah porno. Para wanita cantik pun berhamburan mendaftar menjadi bintang pornonya, kebanyakan dengan alasan ekonomi. Pelanggannya tidak lain adalah pria-pria hidung belang yang memuaskan syahwatnya. Yang untung ialah adalah pemodal dan produsen. Dan sudah lumrah kalau sutradara/produsen yang lebih dulu ‘mencicipi’ model-model baru mereka. Omset Industri fil porno bahkan menyaingi omset penjualan narkoba dunia. Bagaimana tidak dimanfaatkan ini namanya?

Di dunia birokrasi, dari zaman nenek-nenek kita dulu hingga birokrasi demokrasi di zaman kita sekarang, wanita selalu dijadikan bahan ‘pelicin’ untuk meloloskan tender. Pejabat DPR tinggal minta di beri uang sekian dan mau ‘tidur’ di hotel itu. Wanita pun ‘tersedia’ sebagai ‘alat’ untuk melancarkan tujuan seseorang! Dimana wanita-wanita itu didapatkan? Menyedihkannya, wanita itu didapatkan dengan mudah di kampus-kampus. Ini adalah fakta! Nageri apakah ini ya Allah??

Kalau kita tinjau sejarah, juga demikian, wanita selalau dimanfaatkan untuk keperluan lelaki bejat. Jika raja A ingin menjatuhkan raja B, maka diberikanlah wanita sebagai penggodanya. Dengan syahwat laki-laki seperti, tidak heran dulu banyak raja-raja yang memelihar gundik-gundik. Menurut sejarah dan peradaban, seluruh kerajaan yang pernah ada di dunia, pasti ada istilah ‘pelacuran’ yakni penindasan terhadap harkat dan martabat wanita. Makanya, di Jepang ada istilah geisha, begitu juga di Korea adan istilah geisha juga. Malah, Kaisar Jepang tidak dianggap terhormat di depan dewannya, jika tidak menampar permaisurinya jika berbuat salah. Di Romawi, Persia, semuanya merendahkan wanita serendah-rendahnya. Bahkan dulu di zaman keemasan gereja, wanita dianggap sebagai makhluk kotor dan menghindari pernikahan dengan wanita adalah sebagai kebaikan. Innalillah..

Intinya, wanita selalu dijadikan objek syahwat dan dimanfaatkan dalam lobi-lobi politik. Baru kemudian Islam hadir dengan mengangkat derajat wanita pada tingkat yang sejajar dengan pria. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini, Allah berfirman dalam Al Quran:

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (An Nisaa’ [4]: 124)

Ada sekitar 22 ayat lagi yang menerangkan hal serupa dalam Al Quran. Di dunia ini, satu-satunya kitab suci yang benar-benar menempatkan wanita dan pria pada tingkat sama, hanyalah Quran. Dan satu-satunya kitab suci yang menyuruh untuk menikahi seorang perempuan saja, hanyalah Al Quran. Allah berfirman dengan indahnya:..maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja..Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (An Nisaa’ [4]: 3)

Bahkan dalam islam,menuduh wanita yang baik-baik saja, diancam dengan ancaman keras bagi pelakunya! Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah (tidak pernah memikirkan untuk berbuat dzina) lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar..(An Nuur [24]: 23. )

Menikahi wanita adalah bentuk tanggung jawab seorang lelaki terhadap istrinya. Sehingga dalam islam, dianggap suatu ibadah yang mulia. Kenapa? Karena dalam pernikahan islam, wanita dijamin harga dirinya, martabatnya, keperluannya diberikan secara patut, kemudian anak-anaknya dijaga dan dididik. Dengan pernikahan terciptalah suatu peradaban dan tatanan masyarakat yang baik dan teratur. Sehingga tidak ada lagi tindakan yang ‘merendahkan wanita’. Insya Allah, akan lahir dari rahim-rahim wanita, keturunan yang juga akan menghargai wanita, karena wanita adalah ibu
mereka. Wallahu a’lam

*Ainun Jariyah*(cpt).
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts