*Merenungi Nikmat Allah *.



Coba bayangkan segala kehidupan di atas muka bumi tiba-tiba terhenti seketika tidak kira manusia, tumbuhan, mesin atau komputer yang selalu kita gunakan? Bagaimanakah keadaan selepas itu ia kembali seperti biasa? Tentu kita semua bingung dengan peristiwa aneh tersebut. Namun sebenarnya di balik kejadian tersebut terdapat berbagai hikmah yang dapat kita pelajari. Di sinilah kita perlu kembali menghitung dan memikirkan kembali siapakah Pencipta kepada seluruh kehidupan di atas muka bumi ini.Siapakah yang mengaruniakan segala rahmat dan nikmat yang tidak terhingga bilangannya kepada seluruh alam? Tanpanya segala kehidupan yang bernafas tidak akan hidup.

Alangkah bagusnya jika kita dapat meluangkan masa walaupun untuk seketika merenung dan berfikir kembali segala kurniaan nikmat yang diberi oleh Maha Pemurah itu kepada kita. Allah s.w.t. berfirman :

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungkannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat)”. (Ibrahim:34)

Dan karena itulah al-Quran selalu menyeru dan menyuruh kita agar memikirkan dan mengenali nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga, menghargainya, mengakui segala jenis karunia kepada diri kita dan menunaikan segala kewajiban dengan mensyukuri dan memuji nikmat yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita.

Saban masa dan ketika kita menikmati karunia Allah. Setiap detik dan saat sejak kita dilahirkan hinggalah dewasa ini, kita tidak putus-putus dikurniakan dengan pelbagai nikmat. Lantaran ianya berlaku saban masa dan menjadi sesuatu yang lumrah, lantas kita tidak ada perasan dan menghiraukannya. Kita seolah-olah lupa bahwa ia adalah hadiah dan karunia Allah kepada kita. Begitulah perangai kita yang tidak ubah seperti kacang lupa akan kulit. Kita sering melihat manusia saling memuji apabila salah seorang di antara kita menghulurkan bantuan atau memberi derma kepada yang memerlukan. Tetapi sebaliknya kebanyakan darinya tidak memberi pujian kepada yang lebih berhak dari mereka di atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada manusia walaupun nikmat itu sangat besar dan berharga.

Sebaliknya segala karunia nikmat yang diberi-Nya banyak di kalangan kita menggunakannya ke arah keburukan dan membawa kepada menderhakai-Nya. Kita tidak menyadari betapa bernilainya nikmat tersebut kepada kita dan setelah kehilangannya barulah ketika itu kita kembali kepada Allah dengan berdoa. Allah s.w.t. berfirman :

”Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba-tiba sebahagian dari kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain). Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu, kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” (An-Nahl: 53-55)

Sesungguhnya di antara nikmat yang terbesar dan teragung ialah nikmat Islam. Allah s.w.t. berfirman:

”Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuredhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Ma’idah: 3)

”Sesungguhnya agama (yang diredhai) di sisi Allah hanyalah Islam.:”(Ali-Imran: 19)

”Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-Imran: 85)

Sebahagian besar dari golongan kita tidak menyadari dan menghargai nikmat besar karena mungkin mereka mewarisi Islam tanpa susah payah dan tidak berusaha untuk mengenal kebaikan di dunia dan akhirat. Nikmat Islam adalah segala-galanya dan tiada bandingan dengan nikmat yang lain. Hanya dengannya kita dapat merasakan kesempurnaan hidup maka kita perlu berusaha menjadi muslim yang sentiasa bersyukur kerana mendapat nikmat yang besar ini. Nikmat Islam adalah yang paling mahal dan tinggi nilainya kerana ia bukan setakat untuk di dunia tetapi berterusan hingga ke hari akhirat.

Sekali lagi kita coba membayangkan bagaimanakah jika penglihatan kita rusak atau tidak berfungsi hingga mengganggu aktivitas harian kita? Sudah tentu segalanya akan terganggu dan terbatas. Di tambah pula dengan hilangnya pendengaran dan pita percakapan kita? Tanyalah iman kamu sejauh mana kesabaran dan keridhaan kamu terhadap apa yang menimpa kamu. Dengan ini marilah kita menggunakan segala nikmat-nikmat tersebut ke arah kebaikan untuk mentaati Allah. Baca dan renungilah ayat-ayat suci ini dengan memuji Allah kerana kurniaan rahmat dari-Nya.

”Hai manusia, apakah yang memperdayakan kamu (berbuat derhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”
(Al-Infithar: 6-8)

SUDAHKAH KITA BERSYUKUR?
Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah An-Nahl ayat 18 yang tafsirnya:
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kamu, tiadalah kamu akan dapat menghitungnya satu persatu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani."
Sesungguhnya sudah pasti kita tidak mampu menghitung atau mengira nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita tanpa meminta sebarang balasan. Justeru itu perlulah kita menyedari segala nikmat yang dianugerahkan tidak kira ketika sihat, suka, senang, mudah bergerak, bercakap, melihat, mendengar dan sebagainya yang digunakan dalam kehidupan seharian kita.

Allah s.w.t. berfirman:
”Adapun manusia apabila Tuhannya menguji lalu memuliakan-Nya dan diberiNya kesenangan, maka ia berkata: ”Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka ia berkata: Tuhanku menghinaku.” (Al-Fajr: 15-16)

Maka perlulah kita menyadari bahwa hidup kita di dunia ini adalah ujian, kadang-kadang kita diuji dengan kebaikan atau musibah.

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan yang sebenar-benarnya; Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya: 35)

Setelah kita berusaha mencari dan memikirkan nikmat-nikmat ini sudah pasti seterusnya adalah menjadikan ianya bekalan iaitu ma’rifah dan jasa Allah terhadap diri kita. Dengan adanya bekalan ini, dapatlah kita menjadikan ia sebagai pendorong untuk mentaati, memuliakan, mengagungkan dan mensyukuri dengan baik kepada Allah. Seandainya Allah tidak memberikan rahmat-Nya kepada hamba-Nya, maka nikmat-nikmat itu akan berubah menjadi bala yang menyebabkan kecelakaan kepada manusia dan mendorong ke arah penderhakaan.

Sesungguhnya mensyukuri nikmat juga menunjukkan tanda bakti dan kecintaan seseorang kepada Allah. Orang-orang yang bersyukur memiliki kesadaran dan kemampuan untuk melihat keindahan dan kenikmatan yang dikurniakan Allah.


*Ainun Jariyah*.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Pages

Cari Blog Ini

Search

Postingan Populer

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts