Didalam Al qur 'an tidak ada istilah yang menyatakan bahwa manusia harus bersikap zuhud. Istilah tersebut hanya terdapat dalam hadist nabi dan ucapan para imam suci (wali). Walaupun tidak diragukan lagi bahwa inti dari pengertian zuhud juga terkandung dalam Al qur'an.
Istilah zuhud sangat populer dikalangan masyarakat. Akan tetapi, jika kita ingin mencari sosok zuhud sebagaimana yang digambarkan dalam hadist dan riwayat, tentunya kita akan sangat sulit menemukannya. Yang kita jumpai dalam realitas sangat berbeda sekali. Kadangkala, seseorang mengatakan bahwa si fulan adalah orang yang sangat zuhud, namun ketika diteliti ternyata ia hanya menjalani kezuhudan secara negatif. Artinya, ia hanya merasa puas dengan kehidupan yang dia jalani. Lantas, mengapa kita katatakan bahwa dia adalah orang yang zuhud? Padahal pengertian zuhud yang sebenarnya bukanlah yang seperti itu.
Kezuhudan berkaitan erat dengan harta, materi dan kedudukan duniawi. Jika kita Bertanya : Apakah dalam pandangan Islam keberadaan harta dan materi merupakan sesuatu yang buruk atau baik? Yang jelas hal ini hanya bisa dijawab tergantung siapa yang menggunakannya. Kekayaan merupakan kekuatan dan kekuasaan. Apa yang kita inginkan dari kekuatan tersebut? Apakah kekuatan berupa harta dan materi hanya digunakan untuk pemuas hawa nafsu saja? Jika hal itu terjadi, maka kita akan menjadi budak hawa nafsu yang akan diatur dan didikte olehnya. Na'udzubillah min dzalik. Hal ini jelas, bahwa segala sesuatu yang hanya digunakan semata-mata untuk memenuhi hawa nafsu merupakan keburukan.
Namun jika kita mulai memperbaiki diri, menyadari bahwa segala yang diberikan Allah merupakan titipan bukan hak milik pribadi yang bisa digunakan seenaknya, melainkan untuk digunakan pada hal bermanfaat yang diridloi Allah SWT, itu baru dinamakan ibadah. Juga sebagai bukti hamba yang taat dan tahu mensyukuri segala nikmat-Nya.
Pada masa Imam Ja'far Shadiq a.s., banyak bermunculan ulama zuhud yang tidak mengerti akan pemahaman zuhud yang sebenarnya. Mereka berdebat dengan Imam Ja'far tentang masalah zuhud. Imam Ja'far mengatakan : "Jika pengertian zuhud seperti yang kamu sampaikan, lantas bagaimana dengan Nabi Yusuf yang menurut Al qur 'an adalah nabi dan hamba yang shalih. Mengapa ketika tidak terbukti bersalah dan dikeluarkan dari penjara, Nabi Yusuf malah berkata kepada penguasa mesir : "Jadikanlah aku bendaharawan mesir. Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan?" Ternyata Nabi Yusuf menginginkan jabatan tinggi dalam pemerintahan. Mengapa Al quran menceritakan kisah Nabi Yusuf tersebut dan tidak menganggap bahwa tindakannya adalah sebuah tabu? Dan kenapa Al quran tidak menyatakan bahwa beliau adalah seorang yang rakus dunia? Semua ini disebabkan karena Nabi Yusuf bukan penyembah materi. Sejak awal kehidupannya, beliau telah menjadi penyembah Allah bukan seorang hedonis atau penyembah harta dunia. Pangkat dan jabatan yang dikehendaki Nabi Yusuf semata-mata hanya untuk mencapai tujuan-tujuan spiritual dan religius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar