Islam merupakan pendukung kekuatan jiwa dan ekonomi, karena itu sebagai orang muslim kita harus kokoh dari segi akhlaq dan moral. Saat kita memperoleh kenikmatan duniawi dan tidak menjadi budak dari materi, maka apabila seluruh kehidupan duniawi itu direnggut, kita tidak akan merasa kalah dan frustasi. Karena, kita menjadikan seluruh kehidupan duniawi hanya sebagai titipan untuk diolah dijalan Allah juga sebagai jembatan untuk menggapai ridho-Nya. Dalam kondisi seperti ini, baru bisa dikatakan orang yang zuhud.
Jiwa kita harus tegar sehingga tidak diperbudak oleh harta dan kekayaan dunia,sedangkan dari perspektif ekonomi, kita harus bekerja keras untuk mencari harta dan kekayaan yang didasari oleh tuntunan syari?ah sehingga kita bisa benar-benar memanfaatkan kekuatan materi dan ekonomi. Namun sebaliknya, jika kita memilih menjauh dari kehidupan ekonomi dan kekayaan, itu artinya kita lebih memilih kelemahan. Masyarakat yang tidak memiliki kekayaan, tidak akan mampu melaksanakan tugas-tugas ekonomi dan dakwah sehingga harus mengemis kepada orang lain. Jadi, kezuhudan dalam islam merupakan kekuatan dan kemampuan jiwa. Dengan kekuatan tersebut, harta, kekayaan dan segala yang bersifat duniawi tidak akan berbahaya dalam genggaman jika kita telah memiliki kekuatan tersebut.
Kita harus meneladani kezuhudan yang dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. yang lebih mengutamakan orang lain dan memiliki sifat pemaaf. Pada suatu ketika, Rasulullah Saw. tidak datang kemesjid saat waktu shalat, padahal ketika itu waktu shalat telah tiba, seseorang yang tidak mengenakan pakaian mendatangi rumah beliau. Saat itu beliau tidak mempunyai apa-apa kecuali baju kasar yang melekat ditubuhnya. Namun, beliau tetap memberikannya kepada orang tersebut. Disebabkan hal itulah yang membuat beliau berhalangan hadir ke mesjid.
Rasulullah Saw. menyuruh seseorang untuk membeli baju untuk beliau. Orang itu kemudian membeli baju yang cukup bagus seharga dua belas dirham. Ketika orang tersebut kembali, Rasulullah Saw. memandang orang tersebut seraya berkata : "Saya lebih puas mengenakan pakaian yang lebih murah dari ini?" Kemudian Rasulullah Saw sendiri yang pergi menukarkan kembali pakaian itu dengan yang lebih murah. Ditengah jalan Rasulullah Saw. menjumpai seorang budak kecil yang sedang menangis, kemudian Rasulullah Saw. menghampirinya : "Kenapa kamu menangis?" Gadis kecil itu menjawab : "Saya telah menghilangkan uang majikan saya?" Rasulullah memberinya empat dirham,lalu pergi. Dengan uang sebanyak empat dirham, Rasulullah membeli dua buah baju, yang satunya diberikan kepada orang yang membutuhkan. Dalam perjalanan pulang, Rasulullah melihat budak perempuan tadi masih duduk dan menangis. Rasulullah kembali bertanya : "Kenapa kamu masih menangis?" Dia menjawab : "Karena terlambat mereka pasti akan memukuli saya?" Akhirnya Rasulullah mengantar gadis kecil itu pulang kepada majikannya, dan dengan sebab kedatangan Rasulullah dapat membebaskan budak kecil tersebut.
Inilah filsafat kezuhudan islami yang sebenarnya, yang membentuk hati kemanusiaan dan menyertakan diri dalam kedukaan orang lain menjadi hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar