Sami'na (kami semua mendengar ayat-ayat-Mu) wa atha'na (dan kami siap melaksanakan seruan itu dengan kepatuhan dan ketundukan) adalah ucapan dan sikap yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman yang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nuur 51, ''Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menetapkan keputusan hukum di antara mereka ialah ucapan 'kami mendengar dan kami patuh'. Dan mereka itulah orang-orang yang berbahagia.''
Sikap ini diambil dan dilakukan, karena setiap orang yang beriman yakin bahwa tiadalah Allah memerintahkan sesuatu dan tiada pula melarangnya kecuali untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup. Allah selalu menyuruh yang baik (ma'rufdan thayyib) dan melarang yang buruk serta merusak (haram dan khabis) sebagaimana dinyatakan dalam surah Al-A'raf: 157.
Riba (bunga) dilarang secara mutlak dalam Alquran dan sunah karena akibat buruknya (madharatnya) lebih besar daripada manfaatnya. Secara empirik, telah terbukti bahwa sistem bunga menyebabkan negara kaya atau kelompok orang kaya, dengan meminjamkan uang berdasarkan sistem bunga, ternyata menjadi semakin kaya.
Sementara itu, negara miskin dan/atau kelompok orang miskin yang meminjam, menjadi semakin miskin, karena berkewajiban untuk selalu memberikan keuntungan yang pasti kepada pihak yang meminjamkan. Hal ini secara tegas seperti dikemukakan dalam buku The Problem with Interest (sistem bunga dan permasalahannya) karya Dr Tarek Al-Dewany.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan bunga bank karena dianggap identik dengan riba, seharusnya disikapi dengan sami'na wa atha'naoleh seluruh kaum Muslimin di negara yang kita cintai ini. Karena, fatwa itu dihasilkan oleh ijtima' para alim ulama seluruh Indonesia yang kredibilitas keilmuan dan kesalehannya insya Allah dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak sepatutnya kaum Muslimin ragu-ragu, atau bahkan cenderung melecehkan fatwa tersebut. Karena, tujuan dari dikeluarkannya fatwa tersebut untuk kemaslahatan kehidupan umat Islam. Janganlah kaum Muslimin bersikap seperti orang-orang Yahudi yang melecehkan Alkitabnya, sehingga Allah menurunkan laknat kepada mereka.
Perhatikan firman Allah SWT dalam surah An-Nisa 161, ''Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.'' Wallahu a'lam bis-shawab.
**Ainun Jariyah**.(cpt).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar